Siapa yang tidak pernah mendengar kalimat "kekasih yang tak dianggap". Tentu kita pernah mendengar istilah ini. Ketika kita menyayangi seseorang, tapi tidak ada balasan terhadap kasih sayang tsb tentunya kita akan merasakan kekecewaan yang mendalam.
Kasih sayang dan cinta merupakan ungkapan perasaan seseorang kepada orang lain yang dicurahkan melalui tindakan-tindakan tertentu yang biasanya tindakan yang berbentuk positif. Misalnya, ketika kita mencintai seseorang kita rela berkorban melakukan apapun untuk orang tercinta asalkan orang tsb merasa bahagia. Meski demikian, terkadang kita juga menginginkan si objek ini untuk melakukan tindakan yang sama seperti apa yang kita lakukan. Minimalnya, orang tercinta ini sekedar menerima pengorbanan kita dengan rasa penuh terimakasih. Jika si objek tadi tidak merespon, biasanya rase kekecewaan akan merasuki jiwa suci ini atau bahkan kemarahan pun menghapus cinta tadi. Alhasil, perasaan yang tadinya suci dan tulus berubah menjadi perasaan jahat dan dendam.
Nah!
Dari penjelasan di atas, itulah beberapa poin mengenai cinta,kasih sayang dan akibat dari tidak dianggapnya cinta dari seseorang atau tidak dianggapnya seorang kekasih yang tulus. Tapi hal yang perlu digaris bawahi adalah hal ini terjadi hanya di kehidupan cinta antara sesama manusia. Ya, para pembaca pasti bertanya lalu cinta antara apa yang tidak berhujung pada kekecewaan?
Sekarang begini, pernahkah kita bertanya pada dir kita sendiri "kepada siapakah saya mencurahkan perasaan cinta agar benar-benar dianggap dan tidak menjadi korban kekasih yang tak dianggap?"
Jawabannya simpel, kepada Yang Maha Penyayang. Ketika kita menyayangi atau mencintai Yang Maha Penyayang, sudah tentu rasa sayang kita dibalas lebih dari rasa sayang kita kepada-Nya. Ini sudah menjadi hal mutlak. Allah telah menerangkan sifatnya melalui 99 Asmaul Husna yang tertera pada 6666 ayat suci Al-Qur'an. Tidak ada keraguan lagi di dalam hal yang saya sebutkan tadi. Belum cukup, lihat seluruh jagat raya ini! Perhatikan, renungkan! Apa bisa suatu hal itu "ada" tanpa ada "Pencipta"? Tidak kan?
Kemudian, marilah kita memutar otak lagi! Sudahkah kita bersykur, berterimakasih atau bahkan membalas kasih sayang Allah subhanawata'ala? Dengan hal-hal kecil misalnya dengan mengucap alhamdulillah atau berdzikir mengingat-Nya. Kalau memang sudah, berarti kita termasuk orang yang tau balas budi. Tapi jika tidak, berarti kita menjadikan Allah sebagai "kekasih yang tak dianggap" kalau manusianya saja tidak menganggap Allah bagaimana Allah mau memberikan orang yang membalas cinta kita? Lalu apakah Allah kecewa? Lansung marah pada hamba-Nya?
Kecewa pasti iya, tapi nampaknya kita masih merasakan kenikmatan-kenikmatan yang masih Allah curahkan. Tidak ada sedikitpun yang berkurang. Tapi jangan tanya! Kalau kita masih saja apatis terhadap tanda-tanda Kekuasaan Allah, tunggu balasannya di akhirat. Tetapi selama ruh ini masih di dalam badan. Masih banyak kesempatan untuk bertaubat karena Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang.
Jadi marilah kita merenung, mulai mencintai Allah dengan menjalankan suruhan-Nya serta meninggalkan larangan-Nya. Meskipun Allah tidak berkomunikasi lansung dengan kita, Yang Maha Penyayang memberikan tangan-tangan orang yang mencintai kita untuk memberikan cinta kasih secara langsung. Seperti memberikan keluarga, sahabat serta kekasih halal untuk saling mencurahkan cinta. Walaupun Allah tidak berada langsung dihadapan kita, sebenarnya Allah mendengar serta melihat kita. Dengan memperbanyak komunikasi (seperti shalat dan dzikir) kita akan semakin menyadari betapa besar Kasih Sayang dan Cinta Allah kepada hamba-Nya yang taat.
Love Allah, Love Rasulullah, Love Islam
Bangga jadi muslim, Mari jadi Muslim yang Taat! ✊ see you!
Wassalamualaikum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar