Banyak
cara yang dilakukan oleh masing-masing orang dalam mengisi liburan. Salah satunya
dengan “nonton”. Baik itu menonton di
bioskop, di rumah atau dimana saja tempat yang disukai. Banyak tontonan yang
bisa dipilih. Entah itu film, drama, sinetron dengan berbagai genre. Tapi untuk saya pribadi, Saya memilih
untuk nonton film dan drama dengan genre yang ringan.
Genre
yang ringan pasti berbeda-beda bagi setiap orang. Genre ringan menurut saya bisa dengan genre romance, slice of life, supranatural atau komedi. Menonton beberapa
jenis film atau drama dari genre tersebut
sebenarnya cukup mampu menguras emosi tapi emosi yang lebih menghubugkan dengan
perasaan, terutama romace. Tentu akan
berbeda jika kita menonton bebrapa film dengan genre horor atau action. Tapi
biasanya dari beberapa genre, pasti
selalu disisipkan bumbu-bumbu romantisme yang menghibur penonton.
Berhubung
perempuan biasanya suka hal-hal yang berhubungan dengan keindahan, hal yang
manis dan hal-hal yang berhubungan dengan perasaan. Jadi saya lebih memilih
untuk menuliskan hasil dari pengalaman menonton drama yang bergenre romance. Yah, tentunya drama dan sudah
tentu Drama Korea atau biasanya disebut DRAKOR.
Kebanyakan
perempuan pasti suka dengan hal yang berbau dengan drama, apalagi beberapa tahun
terakhir ini trend hiburan dari negara gingseng ini cukup melekat di hati para
ramaja, mulai dari segi musik, drama, fashion
hingga makanan. Fenomema Korean Fever
merupakan salah satu perisitiwa yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan
masyarakat Indonesia. Korea Selatan punya tempat tersendiri di hati masyarakat
terutama para fangirls. *hem...
Ok...
Mungkin
cukup itu saja pengantar nya ya... Di tulisan kali ini saya kan membagikan
pengalaman saya dari salah satu drama yang tengah BOOMING di negara asalnya juga di Indonesia. Entah kenapa drama ini
menyisakan kenangan kebaperan level seratus. Mungkin sedikit lebay ya, tapi inilah kenyataannya. Ada pesan
implisit yang disampaikan di drama
ini dan menurut saya pesan itu tersampaikan dengan baik. Ini penilaian pribadi
lho ya..
Judul
dramanya mungkin sederahana, sangat sederhana. Tapi serangkaian cerita di drama
ini sangat mampu mengaduk emosi saya. Rasa penasaran, sedih, lucu, semua
digabungkan jadi satu. Di dalam satu episode mungkin emosi penonton bisa
diaduk, lebih dari itu banyak hal yang bisa diambil dari drama ini.
“ GOBLIN”
“GUARDIAN : THE LONELY AND
GREAT GOD”
Begitulah
drama tersebut tertulis. Sekilas dari judulnya, mungkin pikiran kita langsung
mengambil kesimpulan bahwa drama ini drama fantasi. Yup... benar sekali, drama
ini intinya bertemakan fantasi. Tentang seorang GOBLIN atau Guardian atau
malaikat penjaga atau apa saja yang sepadan dengan ungkapan tersebut.

Karena
merasa posisinya sebagai Raja tidak dihargai oleh rakyatnya, secara pribadi Ia
memanggil Kim Shin dan memberikannya pedang untuk berperang di wilayah perbatasan,
tetapi Wang Yeo menginginkan kekalahan dari Kim Shin agar rakyatnya tidak lagi
mengagung-agungkan panglima prajurit yang begitu setia itu.
Kim
Shin merasa sangat kecewa terhadap titah ini. Ia merasa pengorbannanya untuk
melindungi Raja dan Goryeo tidak
dihargai. Kim Shin selalu bertekad untuk memenangkan perang demi kesejahteraan
Goryeo, tapi kali ini justru Raja yang sangat Ia hormati malah menginginkan
kematiaannya. Kim Shin dengan terpaksa menerima pedang itu dan mencoba menuruti
titah Raja. Tapi Kim Shin tetaplah Kim Shin, prajurit yang rela mengorbankan
nyawanya demi Goryeo.
Kim
Shin pulang dengan kemenangan. Rakyat Goryeo bersorak merayakan kemenangan,
tetapi berbeda dengan Wang Yeo, amarahnya memuncak sehingga Kim Shin justru
dicap sebagai “penghianat” dan “pemberontak”. Wang Yeo menghukum Kim Shin di
depan seluruh rakyatnya. Keluarga Kim Shin dibunuh satu per satu karena Kim
Shin bersikeras menuju singgasana Raja. Akhirnya tetap saja Kim Shin menyerah,
ia ditusuk oleh pedangnya sendiri, pedang yang diberikan oleh Wang Yeo.
Kim
shin serta anggota kelurganya dibuang, tidak diperlakukan sebgaimana mestinya
mayat diperlakukan. Kejadian ini meninggalkan luka mendalam bagi seluruth rakyat
Goryeo. Pertumpahan darah yang seharusnya tidak terjadi hanya karena rasa iri.
Melalui
kejadian ini, Kim Shin yang diambang kematian atau bahakan telah tiada. Memohon
kepada Yang Maha Kuasa, sungguh Ia sangat menyesali hal ini terjadi. Ia ingin
membalaskan dendamnya pada Wang Yeo.
Dengan
kekuasaan Yang Maha Kuasa, Kim Shin diberikan keajaiban. Ia dihidupkan kembali,
bahkan hidup abadi menyaksikan kematian orang-orang di sekitarnya, Ia bukan
lagi manusia. Yang Maha Kuasa menjadikan ia makhluk abadi –Goblin sampai Ia menemukan
pengantinnya yang akan ditemuinya selama beberapa ratus tahun kehidupan abadinya
sebagai Goblin.
Pengantin
Goblin, begitulah sebutan untuk gadis yang kelak akan mencabut pedang di dada
Goblin. Menandakan kehidupan abadinya telah usai. Disinlah awal dari kisah
cinta yang sebenarnya. Goblin bersama Pengantinnya akan menguras emosi penonton
mulai dari rasa sedih hingga bahagia.
Banyak
hal yang disampaikan dari drama ini, bukan hanya tetang Kisah Cinta. Realitas yang
terjadi di dunia nyata dikemas menjadi drama fantasi yang sangat membekas di hati. Mungkin akan
sedikit saya uraikan hal-hal yang saya dapat dari Drama Goblin ini.
o
“Tuhan itu ada”
Mungkin
bagi sebagian orang, masih banyak yang menanyakan eksistensi dari Tuhan. Secara
tidak langsung, Drama ini mengingatkan tentang adanya Tuhan. Hidup manusia
tidak lepas dari keikutsertaan Tuhan. Di beberapa adegan, diceritakan
ketidakpercayaan mengenai adanya Tuhan dijawab dengan kehadiran Tuhan menjawab
segala pertanyaan mereka mengenai kehadiran Tuhan. Terlepas dari cara drama ini
menghadirkan gambaran mengenai Tuhan, menurut saya pesan yang satu ini telah
tersampaikan.
o
“Tugas manusia adalah menjalani kehidupan yang telah diberikan Tuhan. Tidak
selamanya kesedihan adalah penderitaan yang diberikan Tuhan. Tuhan selalu punya
rencana di balik takdir yang telah ditetapkan untuk manusia.”
Definisi
dari hidup memang sangat rumit, banyak hal yang terjadi. Kesedihan terasa
sangat panjang tetapi kadang kita lupa, ketika kebahagiaan itu datang, kita
sedikit sekali bersyukur. Melalui drama ini, kita ditunjukkan tentang penderitaan dan
kesedihan. Bertubi-tubi penderitaan yang dialamai para pemeran drama terutama Ji
Eun Tak –Pengantin Goblin , mungkin akan sedikit menyentil hati kita untuk
bersyukur dan mengingat Tuhan punya rencana lain.
o
“Hargailah hidup
yang telah dianugerahkan Tuhan. Hidup ini begitu berharga, jangan disia-siakan.”
Satu
hal yang menarik, drama ini menyampaikan pesan bahwa hidup itu begitu berharga.
Ditengah banyaknya kejadian mengenai orang-orang yang menyia-nyiakan hidupnya
dengan cara merusak tubuhnya sendiri bahkan mengakhiri hidupnya sendiri. melalui
kisah Para malaikat Maut, terutama Malaikat Maut yang hidup bersama Goblin,
kita akan ditunjukkan betapa hidup ini sangat berharga bahkan sangat singkat
untuk disia-siakan.
o
“Merindukan Kematian.”
Hidup
abadi tak seindah apa yang dibayangkan. Mungkin dunia yang saat ini kita jalani, banyak
menawarkan keindahan yang tentunya ingin dicapai. Ingin rasanya hidup selamanya
di dunia, mengejar mimpi-mimpi dan menikmati dunia bersama orang tercinta. Tapi
apa yang terjadi jika sendiri, sendiri dalam keabadian, tentunya sangat hampa.
Disitulah saat-saat dimana Goblin merindukan kematian. Melihat kematian satu
per satu orang yang hadir di hidupnya, akhirnya harus berakhir di depan matanya
selama beratus-ratus tahun. Kematian yang hanya akan didapatkan dari
Pengantinnya yang justru meruntuhkan keinginannya untuk mengakhiri hidupnya.
o “Cinta tak mengenal siapa kamu.”
Drama
pada dasarnya menyuguhkan kisah cinta yang melelehkan hati para penonton. Kisah
cinta yang terjadi antara Goblin dan pengantinnya menunjukkan bahwa perbedaan
bukanlah hal yang menjadi penghalang tumbuhnya cinta di hati mereka.
o “Jika memang itu cinta, walau
berapa tahun lamanya, cinta adalah cinta. Cinta pasti menunggumu sampai kau
kembali. Karena cinta dibuktikan dari penantian.”
Menurut
pengalaman menonton saya, poin ini merupakan hal yang paling romantis. Walaupun
terkesan lebay. Tapi saya sangat setuju dengan apa yang disampaikan drama ini. Jika
memang yang dicari dan dirasakan adalah cinta. Harusnya berapa lama pun kita
menunggu, pasti itu tetaplah dia. Dia sebagai orang yang dicintai. Menunggu dan
menanti adalah ujian terbesar dari cinta. Tapi kembali lagi, Tuhan lah yang
paling mencintai kita. Pasti Tuhan tidak pernah salah memilihkan cinta untuk
kita. Entah kapan akan dipertemukan dengan cinta yang sebenanrya atau entah
sampai kapan penantian ini berkahir. Biarlah menjadi rahasia Tuhan.
Bisa
dilihat dari kisah Goblin yang menunggu pengantinnnya beratus tahun, dipisahkan
lagi selama sembilan tahun, dipertemukan sebantar dan dipisahkan lagi selama
tiga puluh tahun lebih hingga akhirnya bertemu kembali.
--Penantian, itulah cinta.
o “Tuhan Maha
Penyayang”
Jangan
buta dengan kasih sayang Tuhan, berdoalah, berharaplah, memohonlah. Tuhan itu
Maha Pengasih, tanpa disadari semua yang dibutuhkan telah diberikan. Jangan selalu
menyalahkan Tuhan, justru Tuhan lah Yang Maha Mengetahui dan yang paling
mencintaimu.
Dengan
atau tanpa menonton drama Goblin ini, harusnya kita manusia sangat menyadari betapa
kasih Sayang Tuhan itu melimpah ruah. Yang tepenting, drama ini berhasil menyampaikan
pesan moral yang sangat penting ini.
Sebenarnya
masih banyak hal-hal menarik yang bisa didaptkan dari drama ini. Kembali kepada
penonton, pandai-pandailah memilah. Ambil yang postif dan buang negatif. Lihatlah
sesuatu dari berbagai sudut pandang.
Saya
tidak tahu menyebut tulisan ini apa, review atau curhatan. Apapun tulisan ini
semoga berguna dan menambah rasa penasaran dengan drama GOBLIN (Guardian : The
Lonely and Great God).
My favourite Quotes :
“Tidak ada Kesedihan abadi. Tidak ada Cinta yang abadi. Mana yang kamu pilih? Kesedihan atau Cinta.”“Cinta yang Menyedihkan.”
Gamsahamnida, Saranghae.........
hihihi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar