Selasa, 29 Desember 2015

Kata Mutiara, Quote of The Day, Renungan, Analogi

"Ingin ku arungi samudera, tapi perahuku belum layak untuk dipakai berlayar bahkan aku pun tak tau kemana akan kuarahkan perahu ku nantinya." ~ECS
Hidup ini tidak mudah, banyak rintangan yang harus dilewati. Tiap orang punya  taraf rintangan yang berbeda-beda. Tidak semua orang memiliki kekuatan yang sama dan cobaan tiap orang berbeda-beda tergantung dari kekuatan orang tersebut. Hal ini sesuai dengan dengan firman Allah di surah Al-Baqarah ayat 286.
لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَا  ؕ  لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ  ؕ  رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَاۤ اِنْ نَّسِيْنَاۤ اَوْ اَخْطَأْنَا ۚ  رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَاۤ اِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهٗ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهٖ  ۚ  وَاعْفُ عَنَّا  ؕ  وَاغْفِرْ لَنَا  ؕ  وَارْحَمْنَا  ؕ  اَنْتَ مَوْلٰٮنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكٰفِرِيْنَ
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa), "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir."
[QS. Al-Baqarah: Ayat 286]

Begitulah Allah menuliskan kisah demi kisah kita, dengan beribu cerita. Baik ia senyum ataupun tangis. Dan setiap kisah demi kisah umat manusia tentu berbeda, ada yang saling terkait dan saling lepas namun bermuara pada satu tujuan. 

Tidak pernah salah, jika seseorang tak sanggup, tak paham dan tak mau ambil bagian dalam urusan atau kisah orang lain. Adil pada hakikatnya namun sakit pada kenyataannya. 

Sungguh tak adil, ketika perahu kecil ditantang kapal pesiar besar untuk mengarungi lautan yang penuh bahaya. Ada proses dimana suatu saat nanti, si perahu mampu menyeberangi kerasnya ombak. Ada saatnya, si kapal pesiar mencapai pada titik dimana ia jenuh mengarungi lautan. 

Tidak ada gunanya memaksakan yang belum siap untuk siap. Tidak ada gunanya memaksakan pilihan pada yang sudah memilih. Let it flow! 

Minggu, 27 Desember 2015

Cinta Milik Siapa?

RENUNGAN

Bicara tentang cinta, rasanya tak kan ada habisnya. Semua hal dapat dikaitkan dengan topik fenomenal ini. Cinta layaknya bumbu pemberi rasa dalam kehidupan. Semua orang dari berbagai kalangan merupakan pemeran drama realita cinta.
Meskipun semua orang menjadi pemeran dalam drama realita cinta, tidak semua merasakan cinta yang katanya “indah” ini. Jika kita memerhatikan realitas cinta di kehidupan kita ini, nampaknya cinta hanya milik mereka yang mencapai hakikat “sempurna”. Saya katakan sempurna bukan berarti melebihi Sang Pencipta. Tetapi mereka yang diberikan kelebihan oleh-Nya.
Sehingga timbul di pikiran ini, cinta hanya sebatas hubungan dua orang yang katanya “saling jatuh cinta” atau dua insan yang berhasrat untuk bersatu. Jika hanya sebatas itu, patutlah cinta itu hinggap, tumbuh dan berkembang bagi mereka yang “lebih”.
Lantas jika aku tak diberi kelebihan berupa keindahan atau harta, berarti aku tak memiliki cinta? Atau hanya aku yang punya cinta namun tak dapat kuberi untuk dia insan yang mencuri hatiku?
Banyak yang berkata, bahwa cinta itu buta. Tak meminta lebih dari apa yang kita miliki, tapi menerima apa yang kita miliki. Benarkah demikian? Jadi aku bisa mencinta, meski aku tak lebih? Namun, kembali lagi aku renungkan. Tapi tampaknya cinta menjadi buta jika satu sinar sudah datang menjadi cahaya, cahaya inilah yang akan membutakan cahaya lain untuk masuk ke kehidupan kita.
Bisa kita lihat, legenda cinta sejati yang diabadikan hanyalah sepenggal kisah dari dua orang insan yang sedang dimabuk asmara, dua insan yang terpedaya cinta, dua insan yang dibutakan dan ditulikan oleh hal lain yang akan mengancam cinta mereka.
Kembali menelusuri alur dari kisah cinta dua insan yang melegenda. Mungkin bisa kusebutkan, jika kita teringat Romeo & Juliet, Bonnie & Clyde, Aladin & Putri Jasmine atau kisah cinta sejati lainnya yang bisa melelehkan hati jika kita dengar serta kita hayati. Kita perhatikan lagi, kita hayati lagi dan telusuri lagi. Mereka adalah dua insan yang sedang dimabuk cinta, melampaui batas apapun demi cinta dan dengan cinta seolah-olah mereka benar dan kuat.
Apakah mereka pemilik cinta itu?
Mereka nampak tulus dalam mencintai pujaan hatinya. Namun apakah cinta diantara mereka dapat tumbuh tanpa hal lebih dari Tuhan. Mereka adalah orang-orang berparas lebih, lahir dan tumbuh dalam kemewahan. Serta yang paling penting adalah keberuntungan yang mereka miliki yaitu "cinta diantara satu sama lain dapat terbalas".
Apakah mereka pemilik cinta itu?
Lalu bagaimana dengan pemeran drama realitas cinta yang lain?
Mereka yang mungkin tak punya paras indah, kemewahan pun tak pernah dirasakan, hanyalah mimpi jika ingin menjadi Cinderella jika paras pun tak punya nilai lebih. Cinta yang hanya dapat dipendam di kedalaman jiwa yang tak kan pernah ada yang menyadari. Cinta yang hanya digenggam sendiri, hingga cinta itu harus menusuk denyut demi denyut jantung ketika melihat orang yang dicinta harus bersama yang lain.
Hanya senyum yang diusahakan setulus mungkin dan hanya doa yang diusahakan seikhlas mungkin untuk sang pujaan hati agar bisa berbahagia dengan orang yang sudah dipilihnya. Itulah bentuk cinta yang dapat ditunjukkan. Bukan berupa kata-kata indah atau rayuan, bukan tatapan yang meneduhkan dan bukanlah waktu yang dimiliki berdua untuk saling berbagi. Inilah cinta yang dimiliki pemeran lain dalam drama realitas cinta, cinta yang dimiliki sendiri serta tumbuh dan berkembang dalam keikhlasan.
Lalu siapakah insan pemilik cinta yang sebenarnya?
Keduanya cinta, namun tak tau mana  pemilik cinta yang sebenar-benarnya cinta. Tapi yang pasti dan tak diragukan, hanyalah cinta Rab kepada Hamba-Nya. Serta cinta hamba kepada Rab-nya hingga apapun yang ditakdirkan Rab kepadanya, dia ikhlas, dia terima kekurangannya, dia sadar kelebihan tak hanya sebatas rupa indah dan harta berlimpah. Hamba yang sadar, hidup di dunia tidak melulu tentang cinta terhadap sesama insan.
Cinta ada, cinta indah, cinta melengkapi. Kita semua pemilik cinta.

Jumat, 25 Desember 2015

Perjalanan Menuju Dua Permata (Sitimbulan N Sipenggeng Waterfall)


Setelah sekian lama, akhirnya saya balik lagi ke blog tentunya untuk berbagi cerita.Kali ini, saya ingin membagikan cerita tentang perjalanan kami beberapa minggu yang lalu lebih tepatnya tanggal 14 Desember 2015 yang lalu.
Tujuan dari perjalanan kami itu untuk refreshing setelah Ujian Semester dan tentunya hunting for waterfall. Disini kami nekat pergi sepulang sekolah sekitar pukul 12 siang. Kebetulan musim class meeting, jadi rasanya udah bebas aja dari segala hal yang berbau pelajaran dan sekolah.
Tempat yang kita tuju nggak jauh-jauh banget, lumayan dekat dari Kota kita tercinta (Padangsidimpuan). Saya nggak tau pasti berapa kilometer jika melalui rute menuju arah Sibio-bio (rute yang kami lewati), yang pasti kurang lebih satu atau dua jam untuk sampai ke tempat tujuan kita itu.
     Lebih spesifiknya lagi, tujuan kita itu ke salah satu desa di Kabupaten Tapsel, Kecamatan Marancar. Menurut info yang saya dapat, nama desa tsb Bonan Dolok. Di daerah tersebut, terdapat air terjun yang terbilang pendek. Nah! Walaupun saya katakana pendek, tapi pesonanya itu lho readers keren banget. Dikelilingi pohon-pohon hijau, aliran sungai di bawah air terjunnya deras, udara disini sejuk dan lokasinya juga lumayan bersih.
Kemudian, hal yang nggak mungkin dilupakan itu adalah perjalanan menuju air terjun ini. Yah, memang untuk mendapatkan sesuatu yang indah butuh perjuangan. Tapi beruntunglah, untuk track yang kita lewati ini nggak terlalu jauh. Setelah kita udah nyampe di desa ini, kita harus jalan lagi melewati sawah, perkebunan warga dan jalan yang menurun. Untuk yang sudah biasa, mungkin tidak akan merasakan lelah tapi bagi yang belum terbiasa mungkin akan sedikit kesusahan. Lokasi air terjun yang menurun dan tanah yang becek, membuat kita bisa saja terpeleset jika kurang hati-hati atau karena alas kaki yang sudah becek di start track tadi.
Sepertinya kalau saya hanya cerita panjang kali lebar kayak begini, readers kurang yakin nih. Ok saya mau ngasi beberapa potong foto yang saya punya, yang saya punya aja lho ya. Check this out readers!


 Kalo foto-fotonya yah cuma itu yang saya punya. Saya kira dengan melihat foto dari air terjun ini readers akan terpesona dengan keindahan alam kita.
Tapi perjalanan kita nggak Cuma disini aja, kita melanjutkan perjalanan ke destinasi lainnya. Tentunya masih air terjun. Kebetulan arah untuk kembali ke Pasid melalui Kec. Batang Toru. Di kecamatan Batang toru ini “katanya” banyak terdapat air terjun, tetapi lokasi yang memungkinkan untuk kami singgahi yaitu air terjun yang berada di Desa Sipenggeng. Di desa ini terdapat air terjun yang tidak kalah indah dari air terjun Sitimbulan. Teman-teman biasa menyebut air terjun ini dengan nama “Air Terjun Si Tolu-Tolu”. Dan kalau kita terjemahkan artinya “Air Terjun Si Tiga-Tiga”,nampaknya nama air terjun ini populer setelah Air Terjun Si Lima-Lima mendahului popularitas air terjun sitolu-tolu ini.
Jika kita bicara track, bisa dibilang cukup mudah melalui track menuju air tejun ini. Posisinya tepat berada di perkebunan warga. Tanah menuju spot ini, sudah dibuat sedemikian rupa agar mudah dilalui. Tanah sudah dibuat seperti barisan tangga-tangga yang mempermudah jalan yang tentunya menurun. Meskipun track yang kita lalui mudah, air terjun ini tidak mengecewakan untuk dilihat. Nuansa alam sangat terasa di sekitar spot ini, bebatuan yang besar menjadi tempat yang nyaman untuk menikmati atraksi air yang meluncur dari tebing menuju sungai. Tubuh kita serasa digoda untuk melompat ke air untuk berenag-renang di sekitar air terjun ini. Kalimat saya itu pun nampaknya masih kurang jelas untuk mendekripsikan keindahan alam yang satu ini. Baiklah seperti di atas, saya akan menampilkan foto yang saya miliki. Ok lah langsung aja nih!
Baiklah, saya kira foto-foto di atas cukup meyakinkan readers terhadap indahnya pesona dua air terjun di atas. Saya sengaja tidak menjelaskan rute perjalanan menuju ke lokasi tersebut. Karena jujur, saya pun kurang mengerti dengan beberapa wilayah di Kota Pasid apalagi Kab. Tapsel. Tapi untuk info yang lebih lengkap dan mendetail Readers bisa mampir ke beberapa akun mengenai lokasi serta obyek wisata di Sumatera Utara lebih spesifiknya lagi Pasid, Tapsel dan sekitarnya bisa dilihat akun instagram ini >> @exploretabagsel @mtma_sumut dan akun yang terkait lainnya. Atau browsing di google, pasti akan Readers temukan situs serta blog yang memberikan info sesuai dengan yang Readers maksud.
Perjalanan ini merupakan perjalanan nekat pertama saya. Tapi kenekatan itu nggak sia-sia. Meskipun masuk angin, badan pegal, digigit tawon dan kehujanan, kami tetap menikmati perjalanan hari itu.
Oleh karena itu, marilah kita renungi kembali. Allah masih memberikan kita kesempatan untuk menyaksikan indahnya ciptaan-Nya, Hal pertama yang harus kita lakukan adalah dzikrullah yaitu mengingat Allah dengan penuh rasa syukur. Serta, menjaga alam kita ini agar tidak rusak. Tanah air kita memiliki potensi alam yang luar biasa, maka tugas kita sebagai generasi muda adalah mengembangkannya dengan tangan kita sendiri serta menjaganya agar tetap indah.
Yup! Inilah cerita yang bisa saya bagikan minggu ini. Semoga bermanfaat dan HAPPY HOLYDAY EVERYONE!!!!

Image source : @indrianidaputri_htp , @exploretabagsel , acc ig tertera