Yup... sudah hampir beberapa hari kita melewati Hari Raya Besar kita yaitu "Idul Fitri". Setelah kurang lebih berpuasa selama 30 hari, akhirnya kita merayakan 1 Syawal 1435 H tepat di hari Senin, 28 Juli 2014.
Berjuta umat Islam di dunia turut merayakan hari kemenangan ini. Ada yang menyambutnya dengan berbagai macam tradisi. Baik di Indonesia dan di luar negeri, banyak sekali tradisi penyambutan hari kemangan ini. Selain tradisi, hal yang menyimbolkan kemenangan ini yaitu kumandang "takbir". Beramai-ramai umat Islam mengumandakannya mulai dari malam menuju 1 Syawal hingga selesai dilaksanakannya Solat Ied.
Beralih dari tradisi dan kebiasaan menyambut Idul Fitri, kita berbicara tentang pengalaman pribadi tiap Muslim di saat menyambut hari kemenangan ini. Jika kita bertanya pada satu per satu umat Muslim, belum tentu pengalaman mereka sama. Umumnya kita umat Muslim, jika ditanya seputar Idul Fitri jawabannya pasti rasa kegembiraan tetapi rasa kegembiraan tersebut hanya pribadi yang bersangkutan yang lebih tapat menjawabnya.
Kemudian, tidak menutup kemungkinan di balik kebahagiaan sebagian besar umat Muslim masih ada saja yang merasakan kesedihan. Seperti saudara kita yang mungkin tengah dihadapkan cobaan berupa penyakit atau beberapa musibah lainnya. Bahkan, jika kita mengingat derita saudara-saudara kita di Palestina tepatnya di jalur Gaza. Mereka tidak merasakan kebahagian melainkan rasa kesedihan dan sakit yang mendalam karena harus kehilangan keluarga mereka yang menjadi korban kekejian tentara zionis Israel. Yah, kira-kira begitulah sedikit gambaran perasaan umat Islam dalam menyambut hari kemenangan.
Selanjutnya, kita bicara tentang kegiatan kita dalam mengisi 1 syawal. Salah satu hal yang sepertinya wajib dilakukan selain melaksanakan sholat Ied adalah "barmaaf-maafan" baik itu sesama keluarga, tetangga, sahabat, teman sekolah, rekan kerja dan yang lain sebagainya. Kegiatan ini dapat dilakukan secara langsung maupun melalui bantuan alat komunikasi. Biasanya beberapa warga akan mengunjungi kerabat dekat atau teangga untuk bersilaturahmi. Bagi yang sedang berjauhan, bisa dibantu dengan bertelepon, video call atau sekedar sms dan via jejaring sosial.
Kegiatan yang dilakukan biasanya berkumpul bersama, makan bersama atau sekedar mencicipi kue-kue lebaran yang beragam. Kurang lebih itulah kegiatan yang dilakukan beberapa Muslim di Indonesia dan bisa jadi di mancanegara.
Beberapa kegiatan dan kebiasaan yang saya jelaskan di atas, merupakan perasaan dan cara umat Islam dalam penyambutan hari kemenangan. Jadi, bagaiman dengan Rasulullah? Bagaimana sebenarnya Rasulullah menyambut 1 Syawal yang penuh dengan cahaya kemenangan ini?
Salah satu riwayat menyatakan, bahwa Rasulullah menagis ketika meniggalkan bulan Ramadhan. Alasannya yaitu, di bulan Ramadhan inilah waktu dimana dosa diampuni Allah, Ibadah yang kita lakukan belipat ganda dan juga banyak sekali hal-hal penting yang terjadi di bulan Ramadhan. Maka dari itu, Rasul dengan hati yang berat harus merelakan Ramadhan berlalu dan berdoa agar tahun depan beliau masih bisa merasakan bulan suci yang penuh ampunan tersebut.
Nah, untuk tradisi dalam mengisi Idul Fitri tentunya Rasul berpesan agar tidak terlalu berlebihan. Karena kadar yang paling baik terhadap hal di dunia yaitu "sedang". Jadi bagi kita umat Islam, cukuplah menyambut Idul Fitri dengan hal-hal yang sederhana. Pakaian yang sederhana, makanan sederhana dan hal-hal yang lain dilakukan dengan biasa-biasa saja jangan terlalu berlebihan. Jika terlanjur berlebihan dan kita tidak menyadari itu, segeralah bertaubat. Karena Allah Maha Pengamupun lagi Maha Penyayang.
Baiklah, mungkin saya banyak memaparkan beberapa penjelasan. Tidak ada tujuan untuk ingin menjadi lebih tahu karena saya juga masih dalam proses belajar. Jika ada kata atau pernyataan yang salah dan tidak berkenan, pembaca bisa memberi masukan. Semoga tuulisan ini bermanfaat dan Terimkasih! Assalamualaikum :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar